Jakarta – Perusahaan roti dengan merek dagang Sari Roti, PT Nippon
Indosari Corpindo Tbk (ROTI) melaporkan realisasi penggunaan dana hasil
Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I Roti Tahap
II Tahun 2015 sebesar Rp 485,60 miliar sepanjang tahun 2015.
Obligasi yang diterbitkan pada tanggal 18 Maret 2015 tersebut bernilai Rp 500 miliar. Setelah dikurangi biaya penawaran umum Rp 3,54 miliar, maka hasil bersih obligasi tersebut sebesar Rp 496,46 miliar.
“Dengan telah dipakainya dana obligasi sebesar Rp 485,60 miliar maka
hingga akhir Desember 2015, perseroan masih mengantungi sisa dana
obligasi tersebut sebesar Rp 10,85 miliar,” ujar Sekretaris Perusahaan
ROTI, Sri Mulyana dalam keterangan resminya Selasa, 12 Januari 2016,
Sri mengungkapkan rencana penggunaan dana tersebut sebagian besar
untuk melakukan refinancing utang ROTI pada Bank Central Asia (BCA)
sebesar Rp 340 miliar atau setara dengan 64 persen dana obligasi.
Sebanyak 22,08 persen atau mencapai 110,40 miliar untuk keperluan
ekspansi pabrik Cikarang Blok W dan MM2100. Lalu sebesar Rp 49,60 miliar
atau 9,92 persen dana dialokasikan untuk ekspansi pabrik di Cikande,
Purwakarta, Medan, Palembang, Pasuruan, Semarang dan Makassar.
Namun dalam realisasinya hingga Desember 2015, refinancing utang BCA
hanya terpakai 66%, lalu ekspansi pabrik di Cikarang Blok W dan MM2100
mengambil porsi Rp 16,88 persen dan ekspansi pabrik di Cikande,
Purwakarta, Medan, Palembang, Pasuruan, Semarang dan Makassar mengambil
porsi 14,85 persen.
Terkait kinerja, hingga kuartal III 2015, perseroan membukukan
penjualan sebesar Rp1,57 triliun, meningkat 15,32% dibandingkan periode
yang sama tahun 2014. Hasil ini mendongkrak laba bersih perseroan
sebesar 46,33% dari Rp131,67 miliar pada kuartal III 2014 menjadi
Rp192,68 miliar pada kuartal III 2015.
0 komentar:
Posting Komentar